Cari Blog Ini

Jumat, 23 Desember 2011

PENGEMBANGAN PENILAIA

PENGEMBANGAN PENILAIAN
A.                PENGERTIAN
Penilaian adalah kegiatan pengumpulan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah diajarkan. Penilaian kelas dilakukan secara bertahap dengan lingkup kompetensi atau indicator tertentu melalui berbagai teknik penilaian
Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa di sekolah, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan menentukan kenaikan kelas. Fungsi penilaian adalah untuk memberikan umpan balik proses belajar mengajar meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua.
B.                 JENIS PENILAIAN KELAS
Berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur penilaian kelas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ulangan harian dan ulangan umum. Ulangan harian dilakukan untukmenilai pencapaian satu atau lebih kompetensi. Frekuensi ulangan harian diserahkan kepada guru. Ulangan umum dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi dalam satu semester atau satu tahun. Proporsi kompetensi yang diujikan dalam ulangan umum ditentukan sendiri oleh guru.
Berdasarkan sasarannya penilaian dibedakan menjadi dua . pertama penilaian individual yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi secara peroranga. Kedua, penilaian keompok yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secar aberkelompok.
Berdasarkan tujuan, maka penilaian kelas terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Penilaian Formatif (formative assessment)
Penilaian formatif merupakan penilaian yang menyediakan informasi kepada siswa dan guru untuk digunakan dalam memperbaiki kegiatan belajar dan mengajar. Hal ini sering dilaksanakan secara informal dan berkelanjutan, meski mereka tidak menyadarinya. Data-data dari penilaian-penilaian sumatif dapat digunakan dalam langkah formatif (Atkin, Black, & Coffey, 2000).
Penilaian formatif yang dirancang secara terencana, terarah dan terstruktur sebagai bagian dari pembelajaran, maka dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Atkin, Black, & Coffey, (2000) memberikan ciri-ciri penilaian formatif dalam bentuk pertanyaan berikut:
- Kemana tujuan anda?
- Dimana anda sekarang?
- Apa yang anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
Setelah menyikapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebagai suatu panduan, penting untuk dicatat bahwa tidak satupun blueprint atau model terbaik untuk menggunakan penilaian sebagai alat, terutama sekali untuk mendukung dan memudahkan pelajaran siswa. Pertanyaan-pertanyaan kritis tersebut disediakan sebagai suatu kerangka untuk meraih penilaian yang manjur.
Stiggins (2001), menyarankan kepada para guru untuk memperhatikan hal-hal berikut dalam merencanakan penilaian kelas, dimana kelima hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kelima hal tersebut yaitu:
  1. Penguasaan isi pengetahuan, termasuk mengetahui dan mengerti.
  2. Penggunaan pengetahuan untuk memberi alasan dan memecahkan permasalahan.
  3. Pengembangan keterampilan
  4. Pengembangan kemampuan untuk menciptakan produk-produk tertentu yang memenuhi standar.
  5. Pengembangan tentang pentingnya pengaturan atau penempatan.
Para guru dapat menggunakan data penilaian untuk membuat keputusan-keputusan yang menyangkut:
a.       Kelayakan pengembangan dari isi
b.      Ketertarikan siswa akan isi pelajaran
c.       Efektivitas dari kegiatan pelajaran dalam menghasilkan hasil belajar yang diharapkan
d.      Efektivitas dari pemberian contoh-contoh
e.       Pemahaman dan kemampuan siswa harus dipergunakan sejak memilih kegiatan dan contoh-contoh.

2. Penilaian Sumatif (assessment of learning)
Anderson (2003), menyatakan bahwa penilaian adalah proses dari pengukuran informasi guna membuat keputusan. Kemudian Popham (1995:3) mempertegas bahwa “educational assesment is a formal attempt to determine students’ status with respect to educational variables of interest”. Penilaian juga memiliki terminologi khusus guna mendeskripsikan sekalian aktivitas yang dikerjakan oleh pengajar untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari para pembelajar. Pengumpulan data dari penilaian formal (tes obyektif) dan data informal (observasi atau daftar isian) termasuk aktivitas penilaian ini (Marsh, 1996).
Uba dan Freed (2000) mendefinisikan penilaian sebagai proses dari pengumpulan dan pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan pengertian tentang apa yang sudah dipelajari oleh pembelajar dari pengalaman-pengalamannya.
Popham (1995) memberikan alasan perlunya melakukan penilaian, yaitu penilaian berfungsi untuk:
1. Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan pembelajar.
2. Memantau kemajuan belajar.
3. Memberi atribut pemberian nilai.
4. Menentukan efektivitas pengajaran
Herman, Aschbacher, dan Winters (1992) menyatakan dua tujuan yang paling dasar dalam melakukan penilaian yaitu:
1.    Menentukan sejauh mana pembelajar telah menguasai pengetahuan khusus atau ketrampilan-ketrampilan (content goal).
2.    Mendiagnosa kelemahan dan kelebihan pembelajar dan merancang pembelajaran yang sesuai (process goals).
Penilaian sumatif (assessment of learning) merupakan jenis penilaian yang orientasinya adalah pengumpulan informasi tentang pembelajaran pada rentang waktu tertentu atau pada akhir suatu unit pelajaran. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir semester atau unit instruksional untuk menilai kualitas dan kuantitas akhir pencapaian belajar siswa atau kesuksesan dari program instruksional (Weeben, Winter, dan Beroadfood: 2002).
Sehubungan dengan defenisi di atas, penilaian sumatif lebih menekankan pada hasil dan dilaksanakan satu kali untuk satu semester atau setiap akhir dari suatu program instruksional. Peranan guru dan tes eksternal yang terstandarisasi menjadi sangat penting, sehingga validitas dan reliabilitas instrument penilaian harus terpenuhi. Hasil penilaian sumatif ini berfungsi untuk grading clacement, promotion, dan accountability. Penilaian jenis ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Dalam hal motivasi, penilaian jenis ini sangat menguntungkan bagi siswa yang memperoleh prestasi yang tinggi. Sebaliknya, bagi siswa yang memperoleh prestasi yang rendah akan memiliki motivasi yang rendah yaitu rasa pesimis.
3. Penilaian Untuk Belajar (assessment for learning)
Penilaian untuk belajar pada dasarnya adalah penilaian formatif yang dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan penilaian formatif secara benar. Penilaian untuk belajar muncul sebagai akibat kegagalan pelaksanaan penilaian formatif.
Penilaian untuk belajar merupakan model penilaian yang lebih memihak pada membantu siswa untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan, dengan memberi kesempatan pada siswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri.
Penilaian untuk belajar merupakan penilaian yang terintegrasi secara terus menerus selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa akan dipantau dan diamati, guru menjadi pengajar sekaligus pendidik. Guru harus dapat menjadikan penilaian sebagai sarana untuk memotivasi dan membantu siswa dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mereka sendiri.
C.                TEKNIK PENILAIAN
TABELAda beberapa teknik penilaian yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Teknik penilaian tertulis dan lisan umunnya telah dikenal dan dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari. Teknik yang lani meskipun tidak sama sekali baru namun relative jarang digunakan antara lain:
1.                  Tes perbuatan
Tes perbuatan menuntut siswa untuk menampilkan hasil belajarnya. Tes ini dapat dibedakan menjadi tes penilaian terhadap penampilan kinerja siswa dan penilaian terhadap produk siswa
2.                  Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan guru atau oleh siswa dengan objek perilaku amatan siswa, misalnya ketelitian menghitung, dsb.
3.                  Skala sikap
Pengukuran ini berupa sejumlah pernyataan sikap tentang suatu objek yang dinyatakan secara berskala. Misalnya skala sikap terhadap kebersihan.
4.                  Angket
Berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tertentu, misalnya kebiasaan siswa di rumah.
5.                  Portofolio
Untuk dapat menilai, guru perlu mengumpulkan berbagai doumen dan hasil karyanya kemudian membuat catatan perkembangan belajar siswa yang disusun secara sistematis per mata pelajaran.
6.                  Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur diluar kelas, misalnya membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita dan mengamati objek.
7.                  Proyek
Penilaian dalam proyek meliputi kemampuan perencanaa, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, 2001, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta : Bumi Aksara
Sudijono Anas, 2009, Pengntar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana Nana , 2004, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 
Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004, Rosdakarya, 2004
Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta ; Raja Grafindo Persada.
M. Atwi Suparman, Desain Instruksional (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar